Banyak sekali
orang yang mengiinginkan menjadi seorang pengusaha. Tapi sekian banyak orang
juga yang masih berpikir ingin menjadi seorang pekerja atau karyawan. Itu semua
sama saja, karena pada akhirnya untuk mendapatkan penghasilkan. Tapi pada
artikel kali ini akan membahas tentang pengusaha, yaitu mengenai tentang
prinsip-prinsip seorang pengusaha yang mengedepankan ajaran islam. Sebenarnya
sih hampir sama seperti pada umumnya, yang membedakan adalah tujuan dari semua
yang dikerjakan.
Langsung saja kita mulai dari :
Pandangan Seorang Pengusaha Dalam
Agama Islam
Seorang pengusaha merupakan pemilik dalam
sebuah bisnis. Baik jualan, investasi dan penyedia jasa. dalam islam sudah
menjadi tuntunan untuk menirukan perbuatan Nabi Muhammad SAW yang bisa disebut
sunnah nabi. Nabi Muhammad SAW dulu juga seorang pedagang, dari remaja yang
ikut pamannya Abu Tholib untuk berjualan. Dan pada saat berkeluarga juga
berniaga dengan skala besar, yaitu menikah i Khadijah ra yang seorang saudagar
kaya. Sahabat nabi pun banyak yang seorang pengusaha seperti Abu Bakar Ash
Siddiq, Umar bin Khattab, Abdurrahman bin Auf dan banyak lagi. Karena dalam
perdagangan seorang di ajarkan untuk sabar, ikhtiar dan terus bertawakkal.
Ketika ada kegagalan dalam berusaha, itu menjadi penilai apakah kita akan tetap
bertahan atau sudah putus asa. Dalam kejadian itu kita bisa mengambil hikmah
dan pelajaran. Dan yang terlebih kita bisa intropeksi diri, memikirkan apa
kesalahan yang telah di perbuat sehingga dalam berusaha bisa mengalami
kegagalan. Itu menjadikan kita kuat dalam berbagai cobaan dan rintangan.
Sehingga kita tetap terus beroptimis dalam berwirausaha.
MENGEDEPANKAN SIFAT SABAR, JUJUR
DAN OPTIMIS
Dalam
berwirausaha ada sikap-sikap yang harus dimiliki. Yang pertama adalah sabar,
dalam sikap sabar ini sangat penting untuk seorang pengusaha. Apalagi pengusaha
pemula yang masih belajar tentang berwirausaha. Ketika berjualan dagangan tak
begitu laris, atau berinvestasi ke suatu bisnis dan ternyata bisnisnya ada yang
tidak beres sehingga uang yang di investasi hilang dan tidak bisa kembali.
Apabila keadaan ini di hadapi dengan sikap yang penuh penyesalan yang
berlebihan, akhirnya kita akan mendapatkan akibatnya seperti tidak semangat
lagi dan mudah putus asa. Sebaliknya, jika dihadapi dengan kesabaran dan
optimis pasti akan tetap terus berusaha. Menyesal udah pasti karena sifat dasar
manusia, tapi jika berlebihan akan berdampak buruk bagi diri sendiri.
Jujur, salah satu sikap penting dalam
berusaha. Kita yang lebih mementingkan kepuasan pelanggan atau pembeli, pasti
akan memberikan yang terbaik. Namun jika pelanggan mendapatkan barang yang
tidak sesuai dengan apa yang di katakana, pasti akan kecewa dan tidak mau
datang lagi. Nabi Muhammad SAW mendapat gelar Al Amin yaitu terpercaya.
Sehingga para pedagang lainya yang kulak ke dagangan Rasululloh sangat senang
dan puas, karena Rasululloh mengatakan apa adanya. Jika barang jelek bilang
jelek, jika buruk biliang buruk. Pokok mengatakan apa adanya, tidak melebih
lebihkan atau mengurangkan. Karena jika kita mendapat keuntungan dari hal yang
menipu, pasti akan berdampak bagi kita sendiri. Entah kita akan di tipu oreh
orang atau bagaimana pasti aka nada balasannya.
Selanjutnya yaitu optimis. Tetap percaya
dan yakin bahwa semua akan menjadi yang terbaik untuk dirinya. Ketika kita
memiliki sikap optimis, mengalami kegagalan tidak akan berputus asa. Malahan
akan lebih semangat dan kerja keras dalam usaha. Karena pada sejatinya kerja
keras tidak akan menghianati hasil. Maka dari itu jika mengalami kegagalan,
tetap terus optimis dan kerja keras anggap saja kegagalan ini salah satu cara
untuk naik ke level berikutnya yaitu kesuksesan
MEMULAI DENGAN MODAL SEADANYA,
JANGAN CARI HUTANG UNTUK MODAL AWAL
Untuk
sebuah bisnis awal, alangkah kebih baiknya jika memulainya dengan modal
seadanya. Karena apa, agar ketika ada kegagalan tidak terlalu memikirkan beban.
Apabila kalau memulainya dengan modal awal hutang apalagi hutang di bank, tanpa
adanya pemikiran yang matang ketika mengalami kegagalan, bingung untuk membayar
hutangnya.
MENDAHULUKAN KEPENTINGAN AGAMA DARI
PADA KEPENTINGAN USAHA
“Bekerjalah
dengan sungguh sungguh seakan akan kamu akan hidupselamanya dan beribadahlah
sungguh sungguh seakan akan besok kamu akan mati”
Apapun
kegiatannya dahulukanlah kepentingan agama. Contoh, ketika berjualan dan sudah
masuk waktu sholat. maka kerjakan dulu sholatnya. Apabila memilliki sejumlah
harta yang sudah mencapai nisab, maka berzakatlah.
YANG TERAKHIR, PAHAMI TUJUAN UTAMA
KITA
Yaitu
untuk beribadah. Kita di dunia ini semata mata di ciptakan untuk beribadah.
Terus harta itu untuk apa? Harta di berikan untuk membantu jalannya beribadah.
Semisal, memiliki mobil untuk pergi ke pengajian, motor untuk bekerja mencari
nafkah, memiliki harta lebih untuk membangun masjid, member jath untuk fakir
miskin, dan masih banyak lagi.
Itu dia beberapa
prinsip berwirausaha yang bisa dilakukan terutama untuk seorang muslim yang
lebih mementingkan urusan agamanya.
Wassalamualaikum wr wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar