Minggu, 21 Februari 2021

CARA BERWIRAUSAHA MENGEDEPANKAN PRINSIP ISLAM



          Banyak sekali orang yang mengiinginkan menjadi seorang pengusaha. Tapi sekian banyak orang juga yang masih berpikir ingin menjadi seorang pekerja atau karyawan. Itu semua sama saja, karena pada akhirnya untuk mendapatkan penghasilkan. Tapi pada artikel kali ini akan membahas tentang pengusaha, yaitu mengenai tentang prinsip-prinsip seorang pengusaha yang mengedepankan ajaran islam. Sebenarnya sih hampir sama seperti pada umumnya, yang membedakan adalah tujuan dari semua yang dikerjakan.

          Langsung saja kita mulai dari :

Pandangan Seorang Pengusaha Dalam Agama Islam

  Seorang pengusaha merupakan pemilik dalam sebuah bisnis. Baik jualan, investasi dan penyedia jasa. dalam islam sudah menjadi tuntunan untuk menirukan perbuatan Nabi Muhammad SAW yang bisa disebut sunnah nabi. Nabi Muhammad SAW dulu juga seorang pedagang, dari remaja yang ikut pamannya Abu Tholib untuk berjualan. Dan pada saat berkeluarga juga berniaga dengan skala besar, yaitu menikah i Khadijah ra yang seorang saudagar kaya. Sahabat nabi pun banyak yang seorang pengusaha seperti Abu Bakar Ash Siddiq, Umar bin Khattab, Abdurrahman bin Auf dan banyak lagi. Karena dalam perdagangan seorang di ajarkan untuk sabar, ikhtiar dan terus bertawakkal. Ketika ada kegagalan dalam berusaha, itu menjadi penilai apakah kita akan tetap bertahan atau sudah putus asa. Dalam kejadian itu kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran. Dan yang terlebih kita bisa intropeksi diri, memikirkan apa kesalahan yang telah di perbuat sehingga dalam berusaha bisa mengalami kegagalan. Itu menjadikan kita kuat dalam berbagai cobaan dan rintangan. Sehingga kita tetap terus beroptimis dalam berwirausaha.

 

 

MENGEDEPANKAN SIFAT SABAR, JUJUR DAN OPTIMIS

          Dalam berwirausaha ada sikap-sikap yang harus dimiliki. Yang pertama adalah sabar, dalam sikap sabar ini sangat penting untuk seorang pengusaha. Apalagi pengusaha pemula yang masih belajar tentang berwirausaha. Ketika berjualan dagangan tak begitu laris, atau berinvestasi ke suatu bisnis dan ternyata bisnisnya ada yang tidak beres sehingga uang yang di investasi hilang dan tidak bisa kembali. Apabila keadaan ini di hadapi dengan sikap yang penuh penyesalan yang berlebihan, akhirnya kita akan mendapatkan akibatnya seperti tidak semangat lagi dan mudah putus asa. Sebaliknya, jika dihadapi dengan kesabaran dan optimis pasti akan tetap terus berusaha. Menyesal udah pasti karena sifat dasar manusia, tapi jika berlebihan akan berdampak buruk bagi diri sendiri.

          Jujur, salah satu sikap penting dalam berusaha. Kita yang lebih mementingkan kepuasan pelanggan atau pembeli, pasti akan memberikan yang terbaik. Namun jika pelanggan mendapatkan barang yang tidak sesuai dengan apa yang di katakana, pasti akan kecewa dan tidak mau datang lagi. Nabi Muhammad SAW mendapat gelar Al Amin yaitu terpercaya. Sehingga para pedagang lainya yang kulak ke dagangan Rasululloh sangat senang dan puas, karena Rasululloh mengatakan apa adanya. Jika barang jelek bilang jelek, jika buruk biliang buruk. Pokok mengatakan apa adanya, tidak melebih lebihkan atau mengurangkan. Karena jika kita mendapat keuntungan dari hal yang menipu, pasti akan berdampak bagi kita sendiri. Entah kita akan di tipu oreh orang atau bagaimana pasti aka nada balasannya.

          Selanjutnya yaitu optimis. Tetap percaya dan yakin bahwa semua akan menjadi yang terbaik untuk dirinya. Ketika kita memiliki sikap optimis, mengalami kegagalan tidak akan berputus asa. Malahan akan lebih semangat dan kerja keras dalam usaha. Karena pada sejatinya kerja keras tidak akan menghianati hasil. Maka dari itu jika mengalami kegagalan, tetap terus optimis dan kerja keras anggap saja kegagalan ini salah satu cara untuk naik ke level berikutnya yaitu kesuksesan

 

MEMULAI DENGAN MODAL SEADANYA, JANGAN CARI HUTANG UNTUK MODAL AWAL

Untuk sebuah bisnis awal, alangkah kebih baiknya jika memulainya dengan modal seadanya. Karena apa, agar ketika ada kegagalan tidak terlalu memikirkan beban. Apabila kalau memulainya dengan modal awal hutang apalagi hutang di bank, tanpa adanya pemikiran yang matang ketika mengalami kegagalan, bingung untuk membayar hutangnya.

 

 

MENDAHULUKAN KEPENTINGAN AGAMA DARI PADA KEPENTINGAN USAHA

“Bekerjalah dengan sungguh sungguh seakan akan kamu akan hidupselamanya dan beribadahlah sungguh sungguh seakan akan besok kamu akan mati”

Apapun kegiatannya dahulukanlah kepentingan agama. Contoh, ketika berjualan dan sudah masuk waktu sholat. maka kerjakan dulu sholatnya. Apabila memilliki sejumlah harta yang sudah mencapai nisab, maka berzakatlah.

 

YANG TERAKHIR, PAHAMI TUJUAN UTAMA KITA

Yaitu untuk beribadah. Kita di dunia ini semata mata di ciptakan untuk beribadah. Terus harta itu untuk apa? Harta di berikan untuk membantu jalannya beribadah. Semisal, memiliki mobil untuk pergi ke pengajian, motor untuk bekerja mencari nafkah, memiliki harta lebih untuk membangun masjid, member jath untuk fakir miskin, dan masih banyak lagi.

 

Itu dia beberapa prinsip berwirausaha yang bisa dilakukan terutama untuk seorang muslim yang lebih mementingkan urusan agamanya.

 

Wassalamualaikum wr wb

Tidak ada komentar: